Pada tahun 1703 hingga 1705, masa pemerintahan Amangkurat III – Sunan Mas merupakan periode penting dalam sejarah kerajaan Mataram. Salah satu hal yang menarik dari masa tersebut adalah produksi keris pusaka tangguh yang mencapai ribuan buah.
Keris Pusaka sebagai Simbol Kekuasaan
Keris telah lama menjadi simbol kekuasaan dan kewibawaan di Nusantara. Selama masa pemerintahan Amangkurat III – Sunan Mas, keris pusaka diproduksi dalam Museum Keris Pusaka jumlah yang sangat besar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keris sebagai bagian dari identitas dan kekuatan kerajaan Mataram pada masa itu.
Keris Pusaka Tangguh Amangkurat III
Keris pusaka yang diproduksi selama masa pemerintahan Amangkurat III – Sunan Mas dikenal dengan sebutan "Tangguh Amangkurat III". Keris-keris ini memiliki keunikannya masing-masing, baik dari segi desain maupun bahan pembuatannya. Ribuan keris pusaka ini kemudian tersebar ke berbagai wilayah di Nusantara, menjadi simbol kekuasaan dan kewibawaan bagi pemegangnya.
Dalam sejarah, keris pusaka seringkali dikaitkan dengan mitos dan legenda yang mengelilinginya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa keris juga memiliki nilai historis yang tinggi sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.
Dengan produksi ribuan keris pusaka tangguh Amangkurat III – Sunan Mas, kerajaan Mataram mampu memperkuat keberadaannya dan menegaskan kedaulatannya Museum Keris di tengah persaingan kekuasaan pada masa itu. Keberadaan keris pusaka ini juga menjadi bukti akan kejayaan kerajaan Mataram pada masa lampau.